Vatikan – Umat Katolik di seluruh dunia bersuka cita menyambut Paus baru. Robert Francis Prevost (69) dari Amerika Serikat menjadi pemegang tahta ke-267 Santo Petrus. Ia akan dikenal sebagai Paus Leo XIV, orang Amerika Serikat pertama yang menduduki jabatan Paus.
Terpantau dari tayangan langsung melalui kanal Youtube jaringan televisi EWTN Vatikan, Jumat (9/5) pukul 00.20 WIB, dari loggia pusat Basilika Santo Petrus, Kardinal Protodeacon Dominique Mamberti mengucapkan rumusan “Habemus Papam,” yang mengumumkan kepada kota Roma dan seluruh dunia berita pemilihan Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV.
Pemilihan Paus baru ditandai dengan munculnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina. Warna asap putih menjadi penanda seorang Paus telah terpilih dalam konklaf yang dihadiri oleh 133 kardinal dari berbagai negara, termasuk Kardinal Suharyo dari Indonesia.
Sejak konklaf dimulai pada Selasa (7/5), cerobong kapel sempat dua kali mengeluarkan asap hitam yang menunjukkan belum ada Paus terpilih. Namun, pada hari kedua, asap putih akhirnya mengepul sebagai tanda bahwa Paus baru telah ditetapkan.
Dilansir dari Vatican News, Paus Leo XIV lahir 14 September di Chicago pada tahun 1955 dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia. Di Roma, ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982, di Kolese Agustinian Santa Monica. Kini, Kardinal Robertus Francis Prevost menjadi Paus Agustinian pertama.
Robert Francis Prevost menghabiskan sebagian besar perjalanan karirnya sebagai misionaris di Amerika Selatan. Ia memiliki kewarganegaraan ganda, yakni Amerika Serikat dan Peru, di mana ia pernah menjabat sebagai uskup.
Baru-baru ini, ia memimpin salah satu kantor berpengaruh di Vatikan yang bertugas dalam pengangkatan para uskup. Ia diperkirakan akan melanjutkan upaya reformasi yang telah dimulai oleh Paus Fransiskus.
Paus Leo XIV menyampaikan penghormatan penuh kasih kepada pendahulunya, Paus Fransiskus, dalam pidato perdananya di hadapan ribuan umat yang memadati Lapangan Santo Petrus.
Dalam sambutannya, Leo XIV mengenang suara Paus Fransiskus yang meskipun lemah di akhir hayatnya, tetap dipenuhi dengan keberanian dan keteguhan saat memberkati umat Katolik di seluruh dunia.
“Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani, yang memberkati kita,” ujar Leo XIV disambut sorak-sorai jemaat. Ia kemudian mengajak umat untuk tetap bersatu dan melangkah bersama dalam iman.
“Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, marilah kita maju bersama,” tambahnya.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyampaikan bahwa dalam pertemuan Dewan Kardinal yang berlangsung beberapa hari sebelum konklaf, para kardinal menyoroti pentingnya memilih seorang paus yang memiliki semangat kenabian, mampu memimpin Gereja yang terbuka, dapat menjangkau dunia, dan membawa harapan di tengah keputusasaan.
Pilihan Prevost atas nama Leo dinilai oleh para pakar sebagai isyarat atas komitmennya terhadap isu-isu sosial yang dinamis. Ia juga diyakini sejalan dengan pandangan Paus Fransiskus terkait perlindungan migran, kepedulian terhadap kaum miskin, dan isu lingkungan.