Selepas 100 hari kepemimpinan Prabowo dan Gibran, kini Indonesia sudah dihadapkan dengan berbagai peristiwa yang membuat masyarakat tercekik. Mulai dari pemangkasan anggaran yang berpengaruh ke hampir semua sektor kementerian, hingga kelangkaan gas elpiji sebagai kebutuhan sehari-hari masyarakat. Protes masyarakat pun membanjiri semua lini sosial media.
Di sisi lain, muncul isu bahwa akan diadakan reshuffle Kabinet Merah Putih yang baru saja mencicipi jabatan setelah dilantiknya Prabowo dan Gibran. Sinyal reshuffle muncul dari pernyataan Presiden Prabowo pada agenda Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke 102, Rabu (5/2). Dalam berbagai kesempatan, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan bahwa dirinya tidak segan menindak menteri yang bekerja dengan tidak becus.
“Saya ingatkan semua aparat, kesetiaanmu adalah kepada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Kalau kau tidak setia kepada rakyat Indonesia, kalau kau menghalangi kebijakan-kebijakan yang untuk membantu rakyat Indonesia, saya akan tindak saudara-saudara sekalian,” Prabowo dalam pidatonya.
Pernyataan Prabowo muncul dari keinginannya menjaga pemerintahan agar terbebas dari korupsi dan penyelewengan. Ketika ada aparat yang melakukan korupsi dan penyelewengan tersebut, akan segera ditindak. Prabowo juga menyatakan bahwa tidak akan ragu walaupun menghadapi beberapa perlawanan. Pihaknya bertekad memperjuangkan bangsa dan rakyat Indonesia.
Presiden yang meraup 58 persen suara pemilih itu bahkan sempat memberikan peringatan, sejak 100 hari pertama kerjanya. Ia menekankan, jika masih ada anggota kabinetnya yang bandel dan ndablek, akan ditindak.
Selama 100 hari pertama kepemimpinan Prabowo-Gibran, angka kepuasan publik terhadap kinerja Kabinet Merah Putih cukup tinggi. Hasil survei Litbang Kompas dan Lembaga Survei Indonesia menyatakan bahwa kepuasan masyarakat terhadap kinerja Kabinet Merah Putih berada di atas 80 persen. Sedangkan hasil survei dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan publik pada angka 79,3 persen (Nugroho, 2025).
Lantas, dalam tingkat kepuasan publik yang cukup tinggi, apa yang mendasari munculnya isu reshuffle Kabinet Merah Putih? Sufmi Dasco, yang merupakan Wakil Ketua DPR RI sekaligus berada dalam jajaran pimpinan Partai Gerindra, memberi kesaksian bahwa terdapat menteri yang belum selaras dengan Kabinet Merah Putih dalam kinerjanya selama 100 hari kepemimpinan Prabowo (Nugroho, 2025).
“Nah, memang saya ada dengar keluhan sedikit-sedikit tentang masih ada yang kemudian kurang seirama. Nah, apakah itu yang dimaksud, nanti kita akan lihat seperti apa,” pernyataan Sufmi Dasco pada Kompleks Parlemen pada Kamis (6/2).
Sufmi Dasco menyatakan bahwa belum mengetahui secara pasti apa maksud pernyataan Prabowo Subianto dalam Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke 102 tersebut. Akan tetapi, pihaknya meyakini yang akan dilakukan Prabowo sebagai presiden mengarah pada kesejahteraan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogatif untuk menentukan kabinet. Ditambah lagi dengan mengetahui bagaimana kinerja kementerian dalam 100 hari kepemimpinannya, tentu Prabowo bisa melakukan evaluasi kinerja. Namun, untuk saat ini masih belum ada kepastian terkait isu reshuffle Kabinet Merah Putih.