Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini mengundang sejumlah tokoh untuk menjadi calon menteri dan wakil menteri dalam kabinet barunya yang terdiri dari 46 kementerian. Langkah membentuk kabinet gemuk tersebut, dianggap sebagai upaya Prabowo untuk membangun pemerintahan yang representatif dan beragam. Namun, sejauh mana Prabowo akan menunjukkan konsistensi dalam menggunakan menteri-menterinya?
Konsistensi bukan hanya soal penempatan individu di kursi kabinet, tetapi juga mengukur sejauh mana keseriusan Prabowo dalam menjalankan program kerja yang jelas. Publik berharap agar pemilihan menteri tidak terjebak dalam kepentingan politik sesaat. Susunan kabinet harus memiliki komitmen jangka panjang untuk menentukan arah kebijakan dan kinerja pemerintah di masa depan.
Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada dinamika hubungan antara Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka. Banyak yang penasaran, apakah pemilihan para calon menteri ini telah melalui “rembukan” dengan Gibran? Jika iya, langkah ini dapat menjadi simbol soliditas yang positif serta mengindikasikan adanya kolaborasi antara generasi baru dan pemimpin berpengalaman.
Atau, mungkin Prabowo justru berkonsultasi langsung dengan Jokowi sebagai mantan presiden dan figur kunci dalam politik Indonesia saat ini? Hal itu dapat menimbulkan interpretasi bahwa di satu sisi ia berusaha menjaga hubungan baik dengan Jokowi, tetapi di sisi lain justru menjadi justifikasi indikasi “cawe-cawe” Jokowi dalam pemerintahan Prabowo. Suatu dinamika yang menarik untuk diperhatikan mengingat hubungan antara Prabowo-Jokowi mengalami pasang surut, baik dalam kompetisi maupun kolaborasi.
Kabinet yang akan dibentuk oleh Prabowo tidak hanya harus mencerminkan keberagaman, tetapi juga harus efektif dalam menjawab tantangan yang dihadapi bangsa. Seiring dengan harapan masyarakat untuk pemerintahan yang responsif dan progresif, penting bagi Prabowo untuk menunjukkan bahwa pemilihannya bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah keputusan strategis yang berdampak positif bagi pembangunan Indonesia ke depan.
Dalam proses penyusunan komposisi pemerintahan yang baru, masyarakat menunggu untuk melihat siapa saja yang akan mengisi kursi kabinet, dan bagaimana mereka akan bekerja sama untuk mewujudkan visi Prabowo sebagai presiden RI periode 2024-2029.